Transparansi dan Partisipasi Masyarakat di Sepanjang Siklus Anggaran
Partisipasi
aktif masyarakat akan mendorong kesuksesan implementasi penganggaran berbasis
kinerja. Partisipasi masyarakat dapat
memberikan informasi kepada pemerintah mengenai preferensi publik atas tujuan
program dan kebijakan yang sehingga diperoleh indikator kinerja yang jelas dan
efektif dalam proses penganggaran. Pemerintah dapat gagal mengalokasikan sumber
daya keuangan dengan optimal ketika indikator kinerja yang ditetapkan tidak
dapat menangkap tujuan yang diinginkan oleh publik. Kedua, legitimasi dukungan
publik akan meminimalkan konflik antara perwakilan politik. Temuan empiris
menunjukkan bahwa warga negara dapat mendorong Pemerintah untuk membuat ukuran
kinerja yang tepat atas keputusan anggaran yang dibuat, meskipun partisipasi
warga yang aktif dalam memberikan catatan dan wawasan yang berharga akan
menimbulkan kompleksitas dan tantangan dalam prosesnya.
Pemerintah
dapat mendorong partisipasi warga dalam siklus penganggaran dengan menciptakan
kondisi yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dengan cara yang berarti.
Aksesibilitas atas informasi penganggaran pada tiap tahapannya menjadi prasyarat
untuk itu. Tantangannya, dokumen APBN
yang disiapkan oleh Pemerintah merupakan dokumen teknis yang disusun secara
teknokratis. Undang-Undang mengenai APBN dan Nota Keuangan merupakan dokumen
kompleks dengan banyak halaman, tabel, dan grafik, yang ditulis dalam bahasa
yang sulit dipahami oleh banyak warga biasa. Untuk dapat berpartisipasi, warga
negara harus memiliki akses ke informasi dalam bahasa dan melalui format yang
dapat dipahami oleh warga biasa.
Citizen Budget: Transparansi di Perencanaan
Untuk
menjembatani gap tersebut, Kementerian Keuangan selaku otoritas penganggaran
Pemerintah telah menerbitkan citizen budget (anggaran warga), pertama kali di
2012. Edisi perdana tersebut memang lebih sederhana dibandingkan Budget in Brief, Advertorial Rancangan
APBN, ataupun Informasi APBN yang terbit di masa sesudahnya. Berbeda dengan
Nota Keuangan yang menjelaskan Rancangan APBN dalam dokumen setebal hingga satu
rim, citizen budget mencoba merampingkan pesan yang ingin disampaikan oleh APBN.
Citizen budget memang dirancang untuk menyajikan informasi keuangan publik
utama kepada khalayak umum. Citizen budget biasanya ditulis dalam bahasa
yang dapat lebih mudah dipahami dan menggabungkan elemen visual untuk membantu
pembaca memahami informasi yang ingin disampaikan, tanpa penyederhanaan yang
berlebihan.
Dari sisi
kualitas, citizen budget harus memenuhi berbagai standar,
termasuk kelengkapan, objektivitas, relevansi, keandalan, dan ketepatan waktu.
Konsisten fokus pada masalah anggaran substantif dan tidak berisi materi yang
tidak relevan yang membingungkan atau mengaburkan isu-isu kunci akan membantu
menjaga agar informasi dalam citizen budget tetap singkat dan mudah dipahami.
Data yang ditampilkan juga harus akurat, andal, dan kredibel. Dengan memenuhi
semua karakteristik tersebut, citizen
budget akan menjadi simbol komitmen
Pemerintah untuk menyajikan rencana kebijakannya dengan cara yang dapat dimengerti
oleh publik.
Dalam
Survei Keterbukaan Anggaran yang bertujuan menilai apakah pemerintah pusat di
setiap negara mempublikasikan delapan dokumen kunci anggaran untuk disediakan
kepada publik serta menilai apakah dan informasi dalam dokumen sudah lengkap,
tepat waktu, dan bermanfaat, oleh International Budget Partnership di tahun
2012, Indonesia meraih skor 62 poin. Capaian itu naik 11 poin dari survei yang
sama pada 2010. Pada survei terbaru untuk tahun 2023, Indonesia meraih skor
yang lebih tinggi lagi, 70. Nilai tersebut menempatkan Indonesia di posisi 20
dari 125 negara yang dinilai. Kenaikan siginifikan tersebut tak lepas dari
kelengkapan dan kualitas delapan dokumen penganggaran yang tersedia bagi
publik, termasuk citizen budget.
Melihat
Lebih Jauh ke Pelaksanaan Anggaran
Tahap
pelaksanaan anggaran melibatkan pengeluaran sejumlah besar uang dari
Kementerian/Lembaga, diikuti oleh transaksi pengeluaran oleh lembaga-lembaga
ini secara langsung atau melalui pengadaan barang dan jasa. Informasi tentang
pelaksanaan anggaran sangat penting untuk memantau apakah anggaran dilaksanakan
sesuai rencana atau apakah terjadi kesalahan tata kelola, penggelapan, atau
korupsi secara umum.
Survei
Keterbukaan Anggaran Tahun 2023 juga memberikan wawasan jika transparansi
anggaran cenderung lebih lemah selama fase pelaksanaan anggaran. Kurangnya
transparansi pada fase pelaksanaan anggaran mendegradasi upaya publik untuk
memantau pengeluaran aktual dan pengumpulan pendapatan. Transparansi pada fase
ini menjadi bahan untuk mengevaluasi kredibilitas anggaran, sejauh mana
pelaksanaan anggaran sesuai dengan apa yang direncanakan dan ditetapkan. Survei
Keterbukaan Anggaran menunjukkan banyak negara yang gagal memenuhi target
pengeluaran mereka, terutama dengan membelanjakan lebih sedikit dari yang direncanakan.
Hal ini tidak hanya menyiratkan bahwa layanan publik yang penting dapat
diabaikan, tetapi juga berisiko melemahkan kepercayaan publik terhadap
pemerintah.
Upaya
transparansi di tahapan pelaksanaan anggaran ditempuh melalui pembuatan portal
web khusus, tempat semua informasi fiskal yang relevan dapat diakses dengan
cara yang interaktif dan mudah digunakan. Negara seperti Brazil dan Korea
Selatan menempuh cara ini untuk menyediakan data fiskal utama kepada publik,
termasuk informasi tentang data pelaksanaan anggaran dan keuangan serta proses
pengadaan publik. Indonesia sendiri rutin merilis APBN KiTA untuk
menginformasikan kepada masyarakat mengenai kinerja pendapatan, belanja, dan
pembiayaan negara sebagai bentuk tanggung jawab publik dan transparansi fiskal.
“Dengan demikian masyarakat bisa terus melakukan tracking APBN yang disampaikan kepada dewan, kemudian disetujui,
dan diundangkan sampai ke pelaksanaan APBN,” ucap Sri Mulyani pada konferensi
pers peluncuran APBN KiTa di Aula Mezzanine, Gedung Juanda I, Kementerian
Keuangan, Jakarta, pada Senin, 15 Januari 2018.
Informasi yang akurat dan tepat waktu tentang pelaksanaan anggaran diperlukan untuk memahami sepenuhnya sejauh mana tantangan pelaksanaan, termasuk dampaknya terhadap pemberian layanan. Transparansi yang lebih besar juga dapat memberi insentif kepada birokrat pemerintah untuk meningkatkan kinerja mereka dalam pengelolaan anggaran yang kredibel, dengan meningkatkan visibilitas dan kesadaran publik terhadap penyimpangan anggaran.
Faslan Syam Sajiah/AAI-0337
JFAA Ahli Pertama pada Direktorat Jenderal Anggaran
Disclaimer: Konten ini menjadi tanggung jawab Penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Website AAI.