
Industry 4.0 dan Sustainibility sebagai Pengungkit Transformasi Ekonomi Berkelanjutan
Transformasi ekonomi berkelanjutan merupakan pilar
penting dalam menghadapi tantangan global, dimana penggunaan teknologi
eksponensial digital menjadi katalis utama mendorong praktik bisnis yang
mendukung keberlanjutan dan outcome-nya diharapkan menjadi pondasi kuat untuk
membangun ekosistem ekonomi yang seimbang antara pertumbuhan, efisiensi sumber
daya, dan pelestarian lingkungan.
Beberapa studi menunjukan bahwa implementasi Industry
4.0 (IR 4.0) sebagai bagian teknologi digital dalam proses bisnis berdampak
pada sustainability goals melalui interaksi antara human dan
tecnology[1].
implementasi IR 4.0 pada entitas bisnis merangsang munculnya opsi new
business practices yang berdampak positif terhadap sustainability dan
SDGs secara tidak langsung. Sustainable business practice membutuhkan
pengembangan berkelanjutan khususnya skills dan knowledge sumber
daya manusia yang terintegrasi dengan ecological environment. Hal ini
secara tidak langsung membuat organisasi bisnis tertarik meng-explore teknologi
dan aplikasi teknologi IR 4.0 secara bersamaan dengan SDGs untuk mencapai sustainability.
Konsep sustainability saat ini menjadi
perhatian serius di tingkat global dan menjadi perhatian dari berbagai kalangan
baik publik, akademis, dan bisnis. Sustainability dipertimbangkan dalam
konteks implementasi IR 4.0 untuk perusahaan, meliputi: economic,
environmental, dan social. Sustainability tercapai tidak hanya
melalui pendekatan perubahan proses bisnis yang radikal, namun terbantu dengan
solusi dan aplikasi IR 4.0 yaitu melalui approach terhadap teknologi
eksponensial dan kecepatan tinggi serta kemampuan pemrosesan data yang besar
dan tingkat digitalisasi yang tinggi pada all stream business process.
Berdasarkan survei yang dilakukan sebaimana dikutip
dari article Centre for Nature and
Climate[2],
bahwa upaya mengurangi emisi pada rantai pasok masih berjalan lambat yang
disebabkan beberapa alasan, diantaranya: (1) policy gaps dibeberapa negara dan wilayah dalam pengembangan dan
perluasan solusi/ teknologi ramah lingkungan (green solutions); (2) pelaporan serta transparansi yang relatif
sulit karena minimnya standar dan kemampuan untuk mengumpulkan data dan
kompleksitas perhitungan; dan (3) Minimnya availability
green solutions yang dapat diperluas
penerapannya dalam proses bisnis yang disebabkan oleh keterbatasan teknis
dan/atau kesulitan pembiayaan. Namun, beberapa perusahaan industri telah
memulai langka awal dan gebrakan besar, diantaranya Royal Philips dan Ingka
Group (the largest IKEA retailer in the
IKEA franchise) mengembangkan sistem closed
loop dalam circular systems,
sementara itu Unilever bekerja keras untuk memanfaatkan inovasi dan terlibat
dengan pemasok mereka dalam perjalanan menuju Net Zero. Perusahaan – perusahaan tersebut telah mengambil
pendekatan yang berbeda, tetapi semuanya mengakui bahwa kolaborasi dengan
seluruh pemangku kepentingan sangat penting. Di Indonesia sendiri, PT Toyota
Motor Manufacturing Indonesia berkomitmen dan mengambil lompatan besar dalam
menekan emisi karbon, melalui continuous
improvement, Toyota menjalankan strategi Multi Pathway dalam menghadirkan carbon-neutral mobility solution yang lebih lengkap dan edukasi eco friendly lifestyle untuk
meningkatkan kontribusi masyarakat dalam menekan emisi karbon.
World Economy Forum (WEF) telah
menetapkan Lighthouses, yaitu manufaktur yang menunjukan penerapan
teknologi dan solusi IR 4.0 dalam skala yang besar guna men-drive
peningkatan finansial, operasional yang excellent, dan keberlanjutan
proses bisnis melalui transforming factories, value chains dan business
models, dimana per bulan Desember 2023 telah ditetapkan 153 site plant
yang berada di lebih 30 negara. Dari 153 site plant tersebut, terdapat
beberapa manufaktur yang ditetapkan sebagai Sustainibility Lighthouse yang
menerapkan teknologi digital guna mendorong peningkatan value chain
resilience serta environmental dan people sustainability.
Beberapa tahun sebelumnya solusi bisnis untuk peningkatan daya saing
mengorbankan efisiensi dan sustainability demi profit, namun saat ini
perusahaan industri secara luas telah mempedomani dan mengimplementasikan
teknologi digital yang berdampak pada operasi dalam bisnis prosesnya menjadi
lebih fleksibel, lebih gesit, dan sustainable melalui terobosan dan
percepatan teknologi sebagai resep mujarab untuk membentuk manufaktur cerdas.
Cost dalam
operasi perusahaan tidak menjadi salah satu faktor yang dipertaruhkan karena
setidaknya terdapat tiga objektif baru yang menjadi major concern yaitu resiliency, workforce dan sustainability. Perkembangan terkini, resiliency
menjadi prioritas utama, dimana hal ini berarti organisasi perlu memikirkan
kembali operating model dan membangun
new capabilities untuk mengatasi ripple effects yang saat ini terjadi. Catatan WEF pada event Lighthouses Live 23 menunjukan bahwa manufaktur mengkonsumsi
54% energi di seluruh dunia dan berkontribusi terhadap sekitar 20% emisi CO2
global, sehingga menjadikan sustainability
adalah sesuatu esensial. Lighthouses menunjukan
bahwa operasi perusahaan industri dapat berpihak ke arah ramah lingkungan
dengan pendekatan teknologi realtime
process controls green digital twins and advanced energy management systems
tidak hanya mengurangi limbah dan karbon lebih dari 30% tetapi juga
meningkatkan produktivitas dengan jumlah yang sama, tentunya hal ini adalah
sesuatu yang luar biasa. Hal – hal tersebut menunjukan bahwa, saat ini
khususnya manufaktur telah berkembang trend model bisnis yang inovatif menuju
ke arah sustainability yang menjadi new business practices di-support
dengan green solutions yang penerapan dilakukan melalui pendekatan
solusi teknologi IR 4.0.
Transformasi ekonomi berkelanjutan telah menjadi
kebutuhan mendesak, bukan sekadar alternatif. Dengan mengintegrasikan efisiensi
sumber daya, pengurangan emisi karbon, dan model bisnis inovatif, IR 4.0
berperan sebagai landasan kokoh yang menggerakkan perubahan ini. Kombinasi
strategis ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing
tinggi, tetapi juga memastikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial,
menciptakan dunia yang lebih baik dan tangguh bagi generasi saat ini dan masa
depan.
Mayar Soeryo Prayogo/AAI-0226
JFAA Ahli Muda pada Kementerian Perindustrian
Disclaimer: Konten ini menjadi tanggung jawab Penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Website AAI.